Selasa, 23 Juli 2013

roustabout,, kuli tambang bagi2 ilmu: LOST CIRCULATION

roustabout,, kuli tambang bagi2 ilmu: LOST CIRCULATION: LOST CIRCULATION : kehilangan sejumlah lumpur ke dalam formasi. Lost circulation dapat terjadi di kedalaman berapapun ketika operasi ...

SIFAT - SIFAT FISIK LUMPUR DAN CARA PEMERIKSAAN

SIFAT- SIFAT FISIK LUMPUR DAN CARA PEMERIKSAAN


A.      SIFAT- SIFAT FISIK LUMPUR BOR
1.       Berat Jenis atau Density Lumpur (SG atau ppg)

2.       Viskositas atau Marsh Funnel (detik/quart) à 1 quart = 946 cc

3.       Sifat Rheology, Plastic Viscosity, Yield Point, App. Viscosity dan Gel Strength
a.       PV (cp)                           = q 600 - q 300
b.       YP (lbs/100ft2)             = q 300 – PV
c.        AV (cp)                          = q 600 : 2
d.       GS (lbs/100ft2) :
o                       GS 10 detik :  Aduk lumpur dengan Fan VG meter pada q 600 selama 10 detik lalu matikan Fan VG meter, kemudian diamkan selama 10 detik. Setelah 10 detik gerakan rotor pada q 3 dan baca simpangan maksimum.
o                       GS 10 menit : ulangi seperti diatas tp lama pendiaman lumpur selama 10 menit.

4.       Water Loss LPLT atau HTHP dan Mud Cake
Indikasi jumlah cairan yang masuk tergantung pada temperatur, tekanan dan padatan.
Tebal ampas (mud cake) berhubungan dengan prosentasi padatan, sifat kimia dan kestabilan Lumpur.
Tebal ampas (mud cake) dapat menyebabkan gesekan, torsi atau terjepitnya rangkaian dan dapat juga menaikkan kestabilan dinding lobang.

5.       Kadar Pasir (Sand Content)
Kandungan pasir dapat diperkirakan jumlahnya dengan alat sand content test. Alat ini terdiri dari saringan 200 mesh, garis tengah 2,5 inchi (62,5 mm), corong yang bisa dipasangkan pada saringan tersebut, dan gelas ukur measuring. Gelas measuring tersebut diberi tanda beberapa Lumpur yang harus diukur sehingga hasilnya dapat dibaca langsung berapa % pasir yang terkandung didalam lumpur.
Prosedur percobaan :
o    Masukan lumpur kedalam tabung gelas measuring sehingga sampai dengan tanda yang ada.
o    Tambahkan air sampai dengan tanda yang ada, tutup tabung gelas measuring dengan tangan dan kocok hingga rata.
o    Tuangkan campuran lumpur dengan air yang sudah dikocok rata, diatas saringan sehingga pasiran tertinggal pada saringan dan airnya terbuang.
o    Bilaslah tabung gelas dengan air dan tuangkan kembali keatas saringan, sehingga pasiran yang tertinggal bersih dari sisa-sisa lumpur.
o    Baliklah saringan dan pasangkan dengan corong yang dihubungkan dengan tabung measuring.
o    Tuangkan air keatas saringan yang sudah dibalik tersebut, sehingga pasir akan turun ke bawah dan terlampung di dalam gelas measuring.
o    Diamkan beberapa saat hingga pasir mengendap semua ke dasar gelas measuring.
o    Baca berapa % kandungan pasir yang ditunjukkan pada gelas measuring.

6.       Kadar air, minyak dan solid (Retort)
Pengukuran kadar minyak, air dan solid digunakan destilasi. Destilasi ini dipakai untuk mengetahui berapa jumlah cairan didalam lumpur sejumlah tertentu (10 ml atau 20 ml) lumpur ditempatkan didalam suatu tempat dan dipanaskan sampai bagian-bagian cairan menguap, uap ini diletakkan suatu alat pendingan (condesor), sehingga mengembun kembali dan ditampung dengan gelas pengukur ukuran 100%. Sedangkan padatannya baik yang terlarut maupun tersuspensi akan tertinggal, sehingga jumlahnya adalah perbedaan dari jumlah yang dipanaskan dengan cairan yang diembunkan.
Prosedur percobaan :
o    Masukkan lumpur kedalam mud cup sampai penuh, ditekan dengan penakar sehingga tepat 20 cc (100%) volume mud cup, dan tumpahan-tumpahan lumpur dibersihkan.
o    Teteskan atau tambahkan 2 tetes liquid steel woll, untuk mencegah pendidihan yang terlalu tinggi.
o    Pasang atau sekrupkan heating elemen pada mud cup.
o    Pasang kabel listrik pada bagian atas heater, lalu masukan pada lubang di kondensornya.
o    Letakkan gelas ukur ukuran 100% dibawah saluran kondesor, lalu panaskan sampai fraksi cairan dari lumpur, terdestilasi dan masuk kedalam gelas ukur tersebut.
o    Biasanya waktu destilasi adalah 15 – 25 menit, kadar air dan minyak dapat langsung terbaca digelas ukurnya.
o    Agar batas air dan minyak di dalam gelas ukur tersebut lebih jelas terlihat maka dapat diteteskan (ditambahkan) 2 tetes larutan Aerosol.
o    Kadar solid yaitu kerak yang tertinggal melekat pada heating elemen diketahui dengan menghitung sisa prosentase dari jumlah cairan (air dan minyak) yang ada pada gekas ukur.
o    Volume lumpur di dalam mud cup adalah 100%.
o    Sudah selesai percobaan alat tersebut heating elemen mud cup di buka lalu dibersihakan.
o    Laporkan hasilnya (berapa air, minyak dan solid/padatan dalam satuan %)

B.      SIFAT- SIFAT KIMIA LUMPUR BOR
1.       pH Lumpur atau Filtrate
pH adalah suatu ukuran yang menyatakan derajat kebasahan dari suatu cairan. PH dari lumpur perlu diketahui karena semua tahu bahwa kita tidak menghendaki lumpur yang bersifat asam (korosif).

2.       Alkalinity Pm, Pf dan Mf
Alkalinity dapat didefinisikan sebagai daya kekuatan suatu larutan basa yang diukur dengan jumlah maksimum dari ekivalensi asam yang dapat bereaksi dengan basa tersebut, untuk membentuk suatu garam.
Didalam water base mud, jenis dan jumlah dari alkalinity harus selalu dikontrol, agar dapat berlangsungnya suatu pola aliran yang baik, daya agar yang cukup, pengontrol korosi, daya clay yang optimum, pengontrol laju tapisan dan sifat inhibitive dari lumpur.
a.       Alkalinity Pm
Alkalinity Pm didefinisikan sebagai jumlah ml 0.02 N H2SO4 yang dibutuhkan untuk mencapai titk akhir indicator phenolpthaline (pH 8.3) dari lumpur.
Prosedur percobaan :
o    Ambil 1 ml Lumpur dengan syringe pada cawan titrasi.
o    Tambahkan 2 tetes phenolpthaline, warna menjadi merah jambu.
o    Titrasi dengan larutan asam sulfate (H2SO4) 0.02 N sampai kembali warna semula.
o    Catat berapa ml asam sufate (H2SO4) 0.02 N sebagai Pm dalam ml.
b.       Alkalinity Pf
Alkalinity Pf adalah indikasi langsung dari jumlah hydroxyl ion OH yang ada didalam filtrate, lumpur untuk menjaga harga Pf yang diinginkan biasanya dengan menambahkan caustic soda atau lime.
Alkalinity Pf didefinisikan sebagai jumlah ml 0.02 N H2SO4 yang dibutuhkan untuk mencapai titk akhir indicator phenolpthaline (pH 8.3) dari 1 ml filtrate.
Prosedur percobaan :
o    Ambil 1 ml filtrate, gunakan syringe dan masukan kedalam cawan titrasi.
o    Encerkan dengan air suling 25 ml bila perlu.
o    Tambahkan 4 – 5 tetes indicator phenolpthaline, kemudian warna berubah menjadi merah jambu (bila pH 8.33).
o    Titrasi dengan larutan asam sulfate (H2SO4) 0.02 N, mengguanakan pipet, sampai warna merah jambu berubah kembali ke warna semula.
o     Catat asam sulfate (H2SO4) yang dipakai dalam ml sebagai alkalinity Pf.
c.        Alkalinity Mf
Alkalinity Mf adalah jumlah ml asam sufate (H2SO4) yang dibutuhkan untuk mencapai titik akhir titrasi indicator methyl orange brom gresol green (pH 4.3)
Mf adalah alkalinity yang ditimbulkan oleh total anion yang ada, termasuk hydroxyl (OH-) carbonate (CO32-) dan bicarbonate (HCO32-).
Harga Mf yang jauh lebih besar daripada Pf (Mf / Pf = 5), menunjukkan bahwa ion bicarbonate mendominasi alkalinity filtrate dan tidak tersediannya ion OH- sehingga lignosulfonate tidak bekerja maka dari itu lumpur harus ditambahkan lime (CaOH2) untuk mengikat ion carbonate. Problem kontaminasi carbonate dapat terjadi jika ada kick, gas CO2 atau pemakaian soda ash (Na2CO3) yang berlebihan.
Prosedur percobaan :
o    Ambil I ml filtrate dengan syringe, masukkan kedalam cawan titrasi (hasil pengukuran Pf).
o    Tambahkan bila perlu dengan 10 ml air suling (aquades).
o    Tambahkan 2 tetes indicator methyl orange brom gresol green, akan terjadi warna biru.
o    Titrasi dengan asam sulfate (H2SO4) 0.02 N, sampai warna hijau pupus.
o    Catat berapa ml H2SO4 yang dipakai dan laporkan Mf sebagai total H2SO4 yang dipakai (termasuk harga Pf).

3.       Alkalinitas kadar garam (ion chlorida)
Prosedur percobaan :
o    Ambil 1 ml sampai 10 ml filtrate, tuangkan kedalam cawan titrasi, tambahkan sampai 50 ml air suling (aquades) jika perlu.
o    Tambahkan 3 tetes indicator phenolpthaline kalau lumpur banyak mengandung phospate tambahkan 10 – 15 tetes larutan calcium acetate.
o    Tambahkan 4 tetes indicator potassium chromate untuk memberikan warna kuning pada contoh.
o    Titrasi dengan perak nitrat (AgNO3) 0.0282 N atau 0.282 N tetes demi tetes sambil dikocok, sampai penetrasian ditandai dengan berubahnya warna dari kuning ke orange atau merah bata.
o    Laporkan harga Cl- hasil perhitungan :
Hitung chlorida (Cl-) sebagai berikut :
Kadar Cl- adalah mg/l = ml Perak Nitrate (AgNO3) x 10000
                                                                                ml contoh
Apabila larutan standar = 1 ml Cl- atau 47.910 gram AgNO3 per liter (0.282 N), maka Cl- dalam mg/l atau ppm.

Kadar Cl- adalah mg/l = ml Perak Nitrate (AgNO3) x 1000
                                                                                ml contoh
Apabila larutan standar = 1 ml Cl- atau 4,7910 gram AgNO3 per liter (0.0282 N), maka Cl- dalam mg/l atau ppm.

4.       Alkalinitas kesadahan (total hardness)
Air soda (hard water) diartikan air yang mengandung larutan garam calcium dan magnesium. Total hardness (kesadahan) cara ini dipakai untuk mencari derajat kesadahan dari air tapisan (filtrate Ca2+ dan Mg2+ bersama-sama).
Prosedur percobaan :
o    Ambil 1 ml air tapisan dari lumpur untuk diukur kadar Ca2+ menggunakan syringe, masukan kedalam cawan titrasi.
o    Tambahkan larutan strong buffer 4 tetes.
o    Tambahkan larutan manver indicator 2 tetes, warna berubah akan tampak, jika mengandung calcium atau magnesium.
o    Titrasi larutan standard versenate (hardness) sehingga warna berubah dari merah anggur ke warna biru.
o    Laporkan harga total hardness (kesadahan) hasil perhitungan.
ml larutan hardness x 1000 = Hardness dalam ppm sebagai CaCO3
                ml contoh
dalam ppm sebagai CaCO3 ppm dari calcium = 0.4 ppm CaCO3.
Atau
ml larutan filtrate x 400 = Ca2+ ppm
                ml contoh
Adanya konsentasi lignite dalam lumpur akan mempengaruhi harga calcium.
5.       Cation Exchange Capacity (CEC) dan  MBT
Tujuannya adalah mengukur padatan yang aktif didalam system lumpur bor.
Prosedur percobaan :
o    Ambil 1 ml contoh Lumpur kedalam gelas erlemeyer.
o    Tambahkan 10 ml air suling kedalam erlemeyer.
o    Tambahkan 1 ml hydrogen peroxida dan 0.5 ml asam sulfate 5 N.
o    Panaskan (didihkan) pelan-pelan selama 10 – 15 menit, dengan temperature 3000F.
o    Sudah mendidih, hot plate matikan dan sample (contoh) yang akan ditest tunggu sampai dingin.
o    Tambahkan air suling (aquades) sampai 50 ml di gelas erlemeyer.
o    Tambahkan (titrasi) larutan methyl blue 0.5 ml, dengan pipet, tiap penambahan 0.5 ml methyl blue dilakukan pengetesan pada kertas saring (filter paper) hingga tecapai perubahan warna yang lebih muda yang membentuk cincin di kertas tetesan, mengelilingi padatan.
o    Jika perubahan warna tercapai maka aduk selama 2 menit dan ulangi tetesan di kertas saring (filter paper).
o    Titik akhir perubahan warna telah tercapai maka harga CEC / MBT dapat diketahui dari banyaknya methyl blue yang dipakai.
o    Laporkan pengukuran cation dari lumpur sebagai methyl blue capacity, hitung sebagai berikut:
Methyl Blue Capacity =    cc Methyl Blue
                                                                            cc Sample (lumpur)
                        Bentonite lb per bbl lumpur = 5 x Methyl Blue Capacity
                        Bentonite kg per m3 lumpur = lb/bbl x 2,85

Senin, 22 Juli 2013

LOST CIRCULATION

LOST CIRCULATION : kehilangan sejumlah lumpur ke dalam formasi. Lost circulation dapat terjadi di kedalaman berapapun ketika operasi
KERUGIAN PADA OPERASI PENGEBORAN
SURFACE HOLE
INTERMEDIATE HOLE
PRODUCTION HOLE
·      Turunnya conductor pipe
·      Masalah di pembersihan lubang
·      Lubang runtuh
·      Stuck pipe
·      Situasi well control
·      Kehilangan sumur seutuhnya
·         Tidak bisa memonitor fluid level
·         Tidak bisa mengevaluasi formasi
·         Masalah di pembersihan lubang
·         Lubang runtuh
·         Lubang terbuka lebih lama
·         Stuck pipe
·         Situasi well control
·         Blowout di bawah
·         Penambahan rangkaian casing
·         Tidak bisa memonitor fluid level
·         Tidak bisa mengevaluasi formasi
·         Masalah di pembersihan lubang
·         Lubang runtuh
·         Lubang terbuka lebih lama
·         Stuck pipe
·         Situasi well control
·         Blowout di bawah
·         Penambahan rangkaian casing
·         Kerusakan di zona produksi
MEKANISME LOST SIRKULASI:
·         Rekahan yang diakibatkan tekanan : tekanan di lubang melebihi tekanan rekah formasi, mengakibatkan formasi merekah dan pecah
·         Rekahan yang sudah ada / permeabilitas tinggi : over balance tekanan di lubang bertemu dengan formasi yang mempunyai rekahan atau permeabilitas tinggi
PENYEBAB LOST SIRKULASI
Rekahan yang diakibatkan tekanan
Rekahan yang sudah ada / permeabilitas tinggi
·         Berat lumpur yang terlalu tinggi
·         Tekanan gesek di annulus
·         Penekanan dari tekanan sumur
·         Tekanan yang terjebak (trapped pressure)
·         Tekanan shut in
·         Tekanan formasi yang lemah
·         Formasi yang tidak kokoh
·         Rekahan
·         Fault
·         Formasi yang memiliki gorong gorong

KLASIFIKASI TINGKAT LOST SIRKULASI
SEEPAGE LOSS (<20 BBLS/HR)
PARTIAL LOSS (>20 BBLS/HR)
TOTAL LOSS (TIDAK ADA RETURN)
·      Kehilangan lumpur secara bertahap
·      Operasi tidak terganggu
·      Kemungkinan akan terjadi loss yang lebih besar

·         Penurunan fluid level yang segera, ketika pompa dimatikan
·         Setelah memulai sirkulasi, tidak segera mendapatkan return
·         Operasi biasanya terganggu
·         Tindakan penanganan diperlukan

·         Return langsung berhenti sama sekali
·         Pressure pompa berkurang
·         Berat pipa bertambah
·         Operasi dihentikan
·       Tindakan penanganan diperlukan

CARA UNTUK MENENTUKAN KEDALAMAN LOSS
Keberhasilan penanganan lost sirkulasi sangat bergantung terhadap menemukan kedalaman zona loss
Metode Survey
Metode praktis
·         Survey temperatur
·         Log akustik
·         Radioaktif
·         Spinner survey
·         Pressure transducer
·         Hot wire survey
·         Data-data well sekitarnya
·         Geologist / logger mengidentifikasi potensial zona loss
·         Memonitor tren fluid level ketika drilling

Beberapa pertimbangan untuk metode survey:
·         Alat survey tidak selalu tersedia
·         Waktu yang diperlukan untuk melakukan survey
·         Survey memerlukan volume lumpur yang banyak
·         Hasil kadang susah diinterpretasi
·         Kemungkinan kehilangan alat survey di dalam lubang
PEDOMAN UNTUK SOLUSI LOST SIRKULASI
TINDAKAN
HASIL
PERTIMBANGAN
Mengurangi berat lumpur
Mengurangi tekanan sumur (mengurangi tekanan pendorong lumpur ke dalam zona loss)
·         Lebih akan berhasil untuk rekahan yang di akibatkan tekanan
·         Kemungkinan situasi well control atau problem ketidakstabilan lubang
LCM
Ampuh untuk menutup rekahan kecil s/d medium
·         Kurang efektif untuk rekahan ukuran besar atau fault
·         Tidak efektif untuk zona gorong
·         Penambahan ppb LCM seiring dengan tingkat loss
Teknik khusus
Plug dipompakan ke dalam zona loss dan diikuti dengan zat kimia yang bisa diaktifkan. Gabungan kedua material itu membentuk penyumbat
·         Dapat digunakan di zona produksi
·         Resiko terjadinya penyumbatan di equipment
·         Plug akan hancur seiring dengan waktu
Semen
Slurry semen di-squeeze ke dalam zona loss. Slurry diharapkan menjadi penyumbat yang solid
Memberikan solid plug di atau dekat titik tekanan di formasi sekitarnya
Blind drilling
Dalam beberapa kasus, bisa menjadi satu satunya solusi yang praktis
·         Tidak dianjurkan apabila ada potensi situasi well control
·         Set casing pada formasi kompeten pertama yang ditemukan.

PEDOMAN UNTUK KEBERHASILAN PENGGUNAAN LCM:
·         Penentuan zona loss dan akurasi penempatan LCM pill sangat penting. Posisikan pipa ± 100 ft diatas zona loss, jangan berhenti pompa sampai seluruh pill keluar dari bit. Pertimbangkan penambahan LCM ke annulus
·         Pastikan viskositas lumpur bisa mem-suspend jumlah LCM yang ditambahkan. Tambahkan segera fresh gel ke dalam premixed LCM pill sebelum dipompakan.
·         Agar LCM pill bisa menyegel zona loss dengan baik, distribusi ukuran dan formulasi pill harus sesuai dengan kebutuhan. Konsultasi dengan pedoman produk LCM sebelum menggukan pill tersebut
·         Gunakan nozzle ukuran besar jika terdapat potensi loss yang tinggi. Selalu gerakkan pipa selama memompakan pill agar terhindar dari stuc pipe.
LCM (LOSS CIRCULATION MATERIAL)
MATERIAL
DEFINISI
Tingkatan
Fine (F) : sejumlah porsi bisa melewati screen shaker
Medium (M) : sebagian besar akan ter-screen out oleh shaker
Coarse (C) : semuanya akan ter-screen out di shaker. Bisa menyumbat alat2 di bawah. Direkomendasikan dengan open pipe

Fibrous (serat) & Flaked
Material yang tidak kaku yang membentuk lapisan di dinding lubang untuk menyediakan fondasi untuk pembentukan filter cake
Granular (butiran)
Material yang kaku yang dapat menyumbat permabilitas dari zona loss
LCM campuran
Kombinasi dari material Fibrous, flaked dan granular di dalam satu sak
Cellulosic
Material dari bahan potongan kayu untuk mencegah seepage/partial loss
Calcium carbonate
Batu kapur atau marble (bisa larut dalam asam) digunakan untuk seepage/partial loss di zona produksi
Sized salt
Bongkahan kecil garam (larut dalam air) digunakan untuk seepage/partial loss di zona produksi

SOLUSI UNTUK SEEPAGE LOSS (< 20 BBLS/HR)
Tindakan pertama
Tindakan penanganan
·         Kurangi ROP untuk mengurangi jumlah cutting
·         Meminimkan rheologi lumpur
·         Mengurangi GPM
·         Mengurangi tekanan kejut
·         Meminimkan berat lumpur
·         Pertimbangkan untuk mencabut ke casing dan menunggu 6 – 8 jam
Tambahkan LCM pill dengan kenaikan 5-10 ppb. Evaluasi hasilnya setelah 2x sirkulasi sebelum meninggkatkan konsentrasi LCM. Mix 30-50 bbls (tergantung ukuran lubang). Pertimbangkan spot LCM pill terlebih dahulu sebelum POOH
Zona non produksi
WBM:
LCM campuran (F) 5-15 ppb
LCM campuran (M) 5-15 ppb
Flaked (F/M) 10-20 ppb
OBM/SBM:
Cellulosic (F/M) 2-25 ppb
Zona produksi
WBM:
Batu kapur (limestone) (F/M) 5-30 ppb
OBM/SBM:
Cellulosic (F/M) 2-25 ppb
Limestone (F/M) 5-15 ppb
SOLUSI UNTUK PARTIAL LOSS (> 20 BBLS/HR)
Tindakan pertama
Tindakan penanganan
·         Kurangi ROP untuk mengurangi jumlah cutting
·         Meminimkan rheologi lumpur
·         Mengurangi GPM
·         Mengurangi tekanan kejut
·         Meminimkan berat lumpur
·         Pertimbangkan untuk mencabut ke casing dan menunggu 6 – 8 jam
Tambahkan LCM pill dengan kenaikan 5-10 ppb. Evaluasi hasilnya setelah 2x sirkulasi sebelum meninggkatkan konsentrasi LCM. Mix 30-50 bbls (tergantung ukuran lubang). Pertimbangkan spot LCM pill terlebih dahulu sebelum POOH
Zona non produksi
WBM:
LCM campuran (M) 15-25 ppb
LCM campuran (C) 15-25 ppb
Walnut (M/C) 10-20 ppb
OBM/SBM:
Cellulosic (F/M) 10-25 ppb
Cellulosic (C) 10-25 ppb
Walnut (M) 5-15ppb
Zona produksi
WBM:
LCM campuran (F) 5-15 ppb
LCM campuran (M) 5-15 ppb
Cellulosic (M) 5-15 ppb
OBM/SBM:
Cellulosic (F/M) 2-25 ppb
Limestone (F) 5-15 ppb

SOLUSI UNTUK TOTAL LOSS
Tindakan pertama
Tindakan penanganan
·         Cabut dari bottom, pastikan pipa tetap bergerak
·         Isi annulus dengan air atau lumpur ringan
·         Catat stroke bila atau ketika annulus terisi penuh
·         Pertimbangkan cabut ke casing
·         Meminimkan tekanan kejut
Formulasi untuk pill khusus dan semen ditentukan oleh kondisi tiap kejadian
Zona non produksi
WBM:
40 ppb LCM pill
Pill khusus (speciality pill)
Squeeze semen
OBM/SBM:
30-40 ppb LCM pill
Pill khusus
Squeeze semen
Zona produksi
WBM:
40 ppb LCM pill
Pill khusus
Squeeze semen

Sesuaikan dengan kebutuhan formasi
OBM/SBM:
30-40 ppb LCM pill
Pill khusus
Squeeze semen

Sesuaikan dengan kebutuhan formasi

Campuran LCM yang ditunjukkan di sini ditujukan sebagai pedoman dimana tanpa adanya pengalaman lapangan. Beberapa situasi memerlukan 2-6 ppb LCM atau lebih tinggi di dalam total sistem lumpur. Konsultasikan dengan perusahaan lumpur anda untuk mengetahui ketersediaan produk dan formulasi pill yang paling cocok untuk area tersebut.

Prosedur spot untuk LCM:
·         Tetapkan zona loss
·         Mix 50-100 bbls lumpur dengan 25-40 ppb bentonite dan 30-40 ppb LCM
·         Posisikan drill string ± 100 feet di atas zona loss
·         Jika menggunakan open ended, pompakan ½ dari pill ke dalam zona loss. Matikan pompa, tunggu 15 menit dan pompakan sisanya
·         Jika memompakan melewati bit, pompakan seluruh jumlah pill dan diikuti dengan 25 bbls lumpur
·         Jika return tidak diperoleh, ulangi prosedur. Jika return tidak diperoleh, tunggu 2 jam dan ulangi prosedur lagi.
·         Jika return tidak diperoleh setelah memompakan 3 pill, pertimbangkan pilihan lain untuk mendapatkan sirkulasi kembali.

Prosedur spot untuk pill khusus (speciality pill):
·         Jika memungkinkan, usahakan mengebor melewati zona loss. POOH dan turun lagi dengan open ended.
·         Posisikan string ± 100 ft di atas zona loss
·         Bersihkan mixing pit secara menyeluruh. Mix 50 bbls pill khusus yang diinginkan
·         Pompakan ke bawah melalui string. Jika annulus tidak penuh, pompakan lumpur ke bawah melalaui annulus sembari memompakan pill melalui string
·         Ketika annulus telah penuh, squeeze dengan 150-20 psi di annulus. Ini akan meng “soft squeeze” material ke dalam zona loss
Prosedur spot untuk Gunk pill :
·         Jika memungkinkan, usahakan mengebor melewati zona loss. POOH dan turun lagi dengan open ended.
·         Posisikan string ± 100 ft di atas zona loss
·         Mix 100 sx semen dan 100 sx bentonite dengan 50 bbls diesel (berat slurry 11.5 ppg, yield 1.39 cubic feet per sack)
·         Pompakan kebawah melalui string, pompakan 15 bbls diesel yang bebas air sebelum dan setelah gunk slurry
·         Ketika lead diesel spacer telah mencapai bit, tutup BOP dan pompakan lumpur melalui annuls
·         Pompakan 4 bbls/min ke bawah melalui string dan pompakan 2 bbls/min ke annulus sampai tail diesel spacer keluar seluruhnya dari string.
·         Reciprocate string pelan, jangan melakukan reverse circulate
·         Cabut string keluar dari zona squeeze. Jika memungkinkan, mix dan tempatkan pill dengan cementing unit.
·         Tunggu 8+ jam untuk gunk bekerja, ulangi prosedur bila tidak mendapatkan return
·         Mungkin diperlukan untuk mengebor gunk tersebut sebelum mengulangi prosedur ini
Prosedur spot untuk semen (formulasi slurry semen sebaiknya dites oleh perusahaan semen untuk menentukan thickening time):
·         Jika memungkinkan, usahakan mengebor melewati zona loss
·         POOH dan turun lagi dengan open ended.
·         Posisikan string ± 100 ft di atas zona loss
·         Mix dan pompakan 50 s/d 100 bbls slurry semen
·         Setelah pemompaan slurry, pompakan sejumlah air/lumpur untuk menyeimbangkan pipa-U
·         Tunggu 6 s/d 8 jam dan coba mengisi annulus
·         Ulangi prosedur apabila tidak mendapatkan kembali return
·         Mungkin diperlukan untuk mengebor semen tersebut sebelum mengulangi prosedur ini

PEDOMAN PENCEGAHAN LOST SIRKULASI
Pencegahan lost sirkulasi harus dipertimbangkan di dalam fase perencanaan sumur, pengeboran dan fase look-back
·         Desain program casing untuk menutupi zona tekanan rendah atau suspected zona lost sirkulasi
·         Mempertahankan berat lumpur serendah mungkin yang memungkinkan (untuk formasi yang telah diketahui tekanan formasinya). Beratu lumpur yang tinggi adalah salah satu penyebab utama lost sirkulasi
·         Pre-treat lumpur dengan LCM ketika mengebor interval lost sirkulasi yang telah diketahui
·         Pertahankan reologi lumpur serendah mungkin namun tetap cukup untuk membersihkan lubang
·         Memutar drill string ketika memulai sirkulasi bisa menolong untuk memecah gels dan meminimalkan efek tekanan kejut pompa
·         Memulai sirkulasi secara perlahan setelah koneksi dan setelah cukup lama tidak sirkulasi
·         Gunakan minimum GPM untuk membersihkan lubang ketika mengebor di zona lost sirkulasi
·         Control drilling untuk zona lost sirkulasi untuk menghindari memenuhi annulus dengan cutting yang berlebihan
·         Mengurangi kecepatan trip pipa untuk meminimalkan swab/surge pressure
·         Lakukan break circulation ketika TIH dengan interval yang cukup panjang
·         Meminimalkan gesekan di annular
·         Konsultasi dengan vendor MWD/LWD untuk konsentrasi LCM yang diperbolehkan
·         Pertimbangkan ukuran nozzle atau TFA yang digunakan bila akan menggunakan LCM pills
·         Bersiap-siap apabila terjadi penyumbatan di suction pompa, screen discharge pompa, screen drill string, dll
·         Bersiap-siap untuk kehilangan lumpur apabila terjadi penyumbatan di screen shaker








TINDAKAN PENCEGAHAN KETIKA MENGEBOR TANPA RETURN
Keadaan tertentu akan mendikte untuk melakukan blind drilling sampai 50 feet. Set casing dapat menjadi solusi untuk lost sirkulasi. Operasi blind drilling harus memperoleh penyetujuan dari Drilling Manager.
·         Pastikan supply air tersedia
·         Gunakan satu pompa untuk mengebor dan satu pompa lagi untuk mengisi annulus dengan air secara kontinu
·         Menugaskan satu orang untuk selalu memantau flow line
·         Memperhatikan torsi dan drga untuk menentukan kapan akan memompakan viscous sweeps
·         Memperhatikan pressure pompa ketika drilling sebagai ada tidaknya indikasi pack-off
·         Control drill (jika memungkinkan) pada setiap joint per jam
·         Pick-up dari bottom setiap mengebor 15 feet untuk memastikan lubang tidak terjadi pack-off
·         Gerakkan pipa setiap saat
·         Mempersiapkan cadangan 400 – 500 bbls viscous mud yang siap dipompakan
·         Pertimbangkan untuk spot lumpur viscous sebelum tripping atau logging
·         Stop ngebor dan pertimbangkan untuk cabut ke casing shoe jika ada perbaikan pompa
·         Memulai dan menghentikan pipa secara perlahan dan meminimumkan keceptan tripping
·         Pertimbangkan untuk spot viscous pill di atas BHA setiap sebelum koneksi
·         Sebelum melakukan koneksi pipa, sirkulasi dan bersihkan lubang seutuhnya
·         Jangan melakukan survey ketika blind drilling
·         Jika memperoleh return, stop drilling. Naikkan drill string ke posisi shut-in. Matikan pompa dan periksa apakah terjadi flow.
·         Jika terjadi flow, tutup BOP dan perhatikan shut-in pressure
o   Tidak ada pressure. Secara perlahan lakukan sirkulasi bottoms up melalui 2 open choke
o   Terdapat pressure. Secara perlahan sirkulasikan kick dengan metode drillers dengan lumpur yang ada. Bersiap-siap jika terjadi kondisi underground blowout
·         Bersiap-siap setiap saat untuk memompakan semen ke dalam sumur