Kill Well with Driller Method
Shut in Procedure :
1.
Pada saat Drilling
Tindakan yang harus dilakukan pada
saat drilling terjadi kick:
o Stop meja putar
o Angkat string ke posisi shut in
o Stop pompa dan check aliran. Bila terjadi aliran, Driller harap melakukan hal dibawah ini:
ü Tutup annular dan buka remote controll HCR
ü Catat SIDP dan SICP, pit gain dan waktu shut in ini
dilakukan.
ü Setelah semua dilakukan, baru driller melaporkan ke Tool
Pusher dan Company Man(DSM)
2.
Pada saat Tripping
o Set slip di bawah top tool joint dari setiap stand/joint
o Pasang dan tutup FOSV, Install check valve diatas FOSV.
o Tutup annular dan buka HCR pada choke manifold
o Setelah semua dilakukan, Driller baru melaporkan ke Tool
Pusher dan Company Man.
o Torque up semua joint dan siapkan untuk running back ke
bottom.
o Record shut in drill pipe dan SICP dan catat pula pit
gain yang terjadi.
3.
Pada saat Tidak ada String
o Tutup Blind/shear ram dan buka remote valve (HCR)
o Setelah hal di atas dilakukan, Driller baru melaporkan ke
Tool Pusher dan Company Man.
o Tunggu tekanan menjadi stabil dan catat tekanan casing
dan pit gain ketika running drillstring down ke top BOP
o Siapkan prosedur untuk stripping (nomer 2) sambil
mengamati tekanan yang terjadi.
4.
Pada saat Running Casing
Hal – hal yang harus disiapkan sebelum
running casing :
o Siapkan casing ram untuk menghadapi resiko kemungkinan
terjadi kick pada saat running casing.
o Catat volume anulus antara casing dan open hole dan
hitung kecepatan running casing yang diijinkan yang desesuaikan dengan
kedalaman dan mengantisipasi kemungkinan surge pressure.
o Siapkan jadwal volume displacement untuk memonitor
volume.
o Pastikan circulating head ada di meja. Periksa thread
yang dimiliki oleh circulating head dengan melakukan physicall inspection dan
disiapkan tanpa protektor untuk mempermudah pemasangan.
o Untuk floating rig (offshore), pastikan xo dari casing ke
drillpipe tersedia.
Hal – hal yang harus dimengerti pada
saat shut in di dalam running casing :
o Lakukan prioritas untuk shut in well
o Teknik shut in bergantung pada kondisi di rig
o Beberapa pilihan yang dapat dilakukan adalah :
§ XO ke drill pipe (kecuali berat casing string sekarang
terlalu berat) dan strip ke bottom untuk killing well.
§ XO ke drill pipe, strip in sampai drill pipe berada dalam
stack. Lakukan top killing.
§ Mematikan sumur dengan casing di stack (yang memungkinkan
menggunakan metode Volumetrik). Kemungkinan untuk mendiskonek harus
diperhatikan.
§ Drop casing
§ Shear casing.
Hal
– hal yang ikut mempengaruhi keputusan yang diambil:
o Panjang dan tipe casing yang di run
o Kemungkinan casing akan menjadi stuck
o Kemungkinan untuk mengeluarkan kick dengan artian yang
konvensional (maksudnya clearance yang kecil antara anular akan mengakibatkan
tekanan yang membesar di annulus)
o Kemungkinan untuk melakukan killing well dengan
menggunakan bullheading atau metode volumetrik.
o Desain BOP Stack dan tipe ram yang digunakan
o Casing akan pecah oleh tekanan formasi
o Cuaca
Hal – hal
lain yang ikut berpengaruh dalam terlatihnya crew di rig site untuk menghadapi
situasi well control adalah dengan melakukan well control drill. Well control
drill dilakukan secara tidak terencana dan berada dalam pengawasan tool pusher
(atau senior toolpusher). Waktu dari pelaksanaan well control/bop drill dapat
dilakukan pada saat drilling on bottom (pada saat pengeboran) dan pada saat
tripping. Setelah dilakukan well control / BOP drill, maka semua data harus
direcord dalam IADC report, yang meliputi :
v Tipe
pemboran yang dilakukan.
v Waktu
reaksi yang diperlukan dari moment kik disimulasikan sampai crew berada pada
posisi siap untuk memulai shut–in prosedur.
v
Waktu lengkap sampai melaksanakan shut in well.
Perhitungan Killing Well:
Kita sedang
membor vertical terjadi kick di
kedalaman 2500 ft MD=TVD, berat lumpur
sekarang 9.5 ppg (Old Mud Weight=OMW), sedangkan SICP = 150 psi, Berapa berat
lumpur harus dinaikan?. Dan bagaimana cara mematikan sumur tersebut.
Data pompa
kita liner 7” , stroke length = 7 “, pump capacity = 3.15 GPS.
KRP=Kill
Rate Pressure @ 50 SPM = 70 psi.
9-5/8”
casing set @ 1000 ft., ID = 8.921 inc
Bit size = 8-1/2”.
5” DP,
ID=4.23”, 6.5 DC=ID 2.8”, panjang DC=300’
Mencari
SIDPP:
Mencari
SIDPP (Shut In Drill Pipe Pressure) dengan cara mem bumping DP Float, pompokan pelan-pelan sampai ada
kenaikan di casing presure, misalkan dari 150 psi berubah menjadi 165 psi,
sedangkan yang terbaca di stand pipe pressure = 100 psi, artinya SIDPP= 100
psi- (165-150) psi = 85 psi.
Mencari KMW
(Kill Mud Weight).
KMW = OMW + SIDPP/0.052xTVD
KMW = 9.5 +
85/0.052x2500’
KMW = 9.5
ppg + 0.65 ppg
KMW = 10.2
ppg. (round up).
Cara
mematikan KICK dengan Driller Method:
.
Metoda Driller
menggunakan 2 kali sirkulasi . Yang
pertama kita men circulasikan dengan memakai lumpur lama (OMW) sampai semua
influx keluar. Yang ke 2 dengan memakai lumpur baru (KMW yang sudah kita hitung).
Pada awal
pemboran kita sudah ambil SPR (Slow Pump Rate pressure) atau KRP (Kill Rate
Pressure dari masing-masing pompa, SPR dari Mud .Pump # 1 = 50 SPM , 70 psi .
Kita pakai
pompa # 1 untuk mematikan kick.
Volome
string dari 5” DP (ID) 4.23” = 4.23”x4.23”/1029.4 x (2500’-300’)’= 38.3 bbls
bbls x 42 = 1609 gallons/ 3.15 GPS= 511 stroke, Volume string DC
=2.8”x2.8”1029.4x300’ =2.3 bblsx42=97 gal / 3.15 GPS = 31 Stk; STB (surface To Bit)= 511 stk + 31 stk = 542
Stk
Volume
annulus 1 (TD-2200’) = (2500’-2200’)x (8.5x8.5 - 5x5)/1029.4 = 8.7
bbls bbls x 42 gal = 365 gallons/3.15
GPS = 116 stroke.
Volume
annulus (2200’- Csg shoe)= (2200’-1000)x (8.5x8.5- 5x5)/1029.4 = 55.1 bbls x 42
= 2313 gals/3.15 GPS =734 stroke .
Volume
annulus 3 ( csg shoe- surface) = 1000’ x (8.921x8.921-5x5)/1029.4 = 53 bbls x
42 = 2227 gals/ 3.15 gps = 707 stroke
BTS (Bit To
Surface) = 116 stroke + 734 stroke + 707
stroke = 1557 stroke.
STS =
BTS+STB= 542 strok + 1557 strok = 2099 strok.
ICP
(Initial Circulating Pressure)= KRP + SIDPP.
Pada contoh
diatas, ICP= 70 psi + 85= 155 psi.
FCP (Final
Circulating Pressure)= KRP x KMW/OMW, pada contoh diatas FCP=70 x 10.2/9.5 = 75 psi
Langkah-langkah
mematikan kick;
1.
Hidupkan mud pump # 1 dengan slow pump rate dari 0 s/d 50 spm
sambil menjaga tekanan casing tetap 70 psi dengan membuka sedikit demi sedikit
hidrolic Super Choke kita . Setelah 50 spm, stroke counter di NOL kan.
2.
Pada circulasi 1, kita hanya membuang influx dengan memompakan OMW
=9.5 ppg dengan menjaga tekanan stand pipe tetap sebesar ICP yaitu 155 psi
sampai semua influx keluar yaitu minimal STB + BTS = 542 stk + 1557 stk = 2099
strok.
3.
Setelah itu pada cirkulasi
ke 2 kita pompakan KMW=10.2 ppg sebanyak 542 stroke (STB) dengan menurunkan tekanan stand pipe dari 155
psi (ICP) ke 75 psi (FCP).
4.
Kita pompakan terus KMW
sampai total strok = 2099 strok (STS) dengan menjaga tekanan stand pipe tetap
75 psi (FCP). Sebaiknya kita
menjaga tekanan stand pipe 50 psi diatas final presure.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar