Senin, 22 Juli 2013

Driller Method


Kill Well with Driller Method

.
DSF- CHEVRON AREA
RIG BORMINDO NUSANTARA 06


Shut in Procedure :
1.      Pada saat Drilling
Tindakan yang harus dilakukan pada saat drilling terjadi kick:
o   Stop meja putar
o   Angkat string ke posisi shut in
o   Stop pompa dan check aliran. Bila terjadi aliran, Driller harap melakukan hal dibawah ini:
ü  Tutup annular dan buka remote controll HCR
ü  Catat SIDP dan SICP, pit gain dan waktu shut in ini dilakukan.
ü  Setelah semua dilakukan, baru driller melaporkan ke Tool Pusher dan Company Man(DSM)

2.      Pada saat Tripping
o   Set slip di bawah top tool joint dari setiap stand/joint
o   Pasang dan tutup FOSV, Install check valve diatas FOSV.
o   Tutup annular dan buka HCR pada choke manifold
o   Setelah semua dilakukan, Driller baru melaporkan ke Tool Pusher dan Company Man.
o   Torque up semua joint dan siapkan untuk running back ke bottom.
o   Record shut in drill pipe dan SICP dan catat pula pit gain yang terjadi.
3.      Pada saat Tidak ada String
o   Tutup Blind/shear ram dan buka remote valve (HCR)
o   Setelah hal di atas dilakukan, Driller baru melaporkan ke Tool Pusher dan Company Man.
o   Tunggu tekanan menjadi stabil dan catat tekanan casing dan pit gain ketika running drillstring down ke top BOP
o   Siapkan prosedur untuk stripping (nomer 2) sambil mengamati tekanan yang terjadi.

4.      Pada saat Running Casing
Hal – hal yang harus disiapkan sebelum running casing :
o   Siapkan casing ram untuk menghadapi resiko kemungkinan terjadi kick pada saat running casing.
o   Catat volume anulus antara casing dan open hole dan hitung kecepatan running casing yang diijinkan yang desesuaikan dengan kedalaman dan mengantisipasi kemungkinan surge pressure.
o   Siapkan jadwal volume displacement untuk memonitor volume.
o   Pastikan circulating head ada di meja. Periksa thread yang dimiliki oleh circulating head dengan melakukan physicall inspection dan disiapkan tanpa protektor untuk mempermudah pemasangan.
o   Untuk floating rig (offshore), pastikan xo dari casing ke drillpipe tersedia.
Hal – hal yang harus dimengerti pada saat shut in di dalam running casing  :
o   Lakukan prioritas untuk shut in well
o   Teknik shut in bergantung pada kondisi di rig
o   Beberapa pilihan yang dapat dilakukan adalah :
§  XO ke drill pipe (kecuali berat casing string sekarang terlalu berat) dan strip ke bottom untuk killing well.
§  XO ke drill pipe, strip in sampai drill pipe berada dalam stack. Lakukan top killing.
§  Mematikan sumur dengan casing di stack (yang memungkinkan menggunakan metode Volumetrik). Kemungkinan untuk mendiskonek harus diperhatikan.
§  Drop casing
§  Shear casing.
      Hal – hal yang ikut mempengaruhi keputusan yang diambil:
o   Panjang dan tipe casing yang di run
o   Kemungkinan casing akan menjadi stuck
o   Kemungkinan untuk mengeluarkan kick dengan artian yang konvensional (maksudnya clearance yang kecil antara anular akan mengakibatkan tekanan yang membesar di annulus)
o   Kemungkinan untuk melakukan killing well dengan menggunakan bullheading atau metode volumetrik.
o   Desain BOP Stack dan tipe ram yang digunakan
o   Casing akan pecah oleh tekanan formasi
o   Cuaca

Hal – hal lain yang ikut berpengaruh dalam terlatihnya crew di rig site untuk menghadapi situasi well control adalah dengan melakukan well control drill. Well control drill dilakukan secara tidak terencana dan berada dalam pengawasan tool pusher (atau senior toolpusher). Waktu dari pelaksanaan well control/bop drill dapat dilakukan pada saat drilling on bottom (pada saat pengeboran) dan pada saat tripping. Setelah dilakukan well control / BOP drill, maka semua data harus direcord dalam IADC report, yang meliputi :
v  Tipe pemboran yang dilakukan.
v  Waktu reaksi yang diperlukan dari moment kik disimulasikan sampai crew berada pada posisi siap untuk memulai shut–in prosedur.
v    Waktu lengkap sampai melaksanakan shut in well.

Perhitungan Killing Well:

Kita sedang membor vertical  terjadi kick di kedalaman 2500 ft  MD=TVD, berat lumpur sekarang 9.5 ppg (Old Mud Weight=OMW), sedangkan SICP = 150 psi, Berapa berat lumpur harus dinaikan?. Dan bagaimana cara mematikan sumur tersebut.

Data pompa kita liner 7” , stroke length = 7 “, pump capacity =  3.15 GPS.
KRP=Kill Rate Pressure  @ 50 SPM = 70 psi.
9-5/8” casing set @ 1000 ft., ID = 8.921 inc
Bit size = 8-1/2”.
5” DP, ID=4.23”, 6.5 DC=ID 2.8”, panjang DC=300’

Mencari SIDPP:
Mencari SIDPP (Shut In Drill Pipe Pressure) dengan cara mem bumping  DP Float, pompokan pelan-pelan sampai ada kenaikan di casing presure, misalkan dari 150 psi berubah menjadi 165 psi, sedangkan yang terbaca di stand pipe pressure = 100 psi, artinya SIDPP= 100 psi- (165-150) psi = 85 psi.

Mencari KMW (Kill Mud Weight).
 KMW = OMW + SIDPP/0.052xTVD
KMW = 9.5 + 85/0.052x2500’
KMW = 9.5 ppg + 0.65  ppg
KMW = 10.2 ppg. (round up).


Cara mematikan KICK dengan Driller Method:

.
Metoda Driller  menggunakan 2 kali sirkulasi . Yang pertama kita men circulasikan dengan memakai lumpur lama (OMW) sampai semua influx keluar. Yang ke 2 dengan memakai lumpur baru  (KMW yang sudah kita hitung).

Pada awal pemboran kita sudah ambil SPR (Slow Pump Rate pressure) atau KRP (Kill Rate Pressure dari masing-masing pompa, SPR dari Mud .Pump  # 1 = 50 SPM , 70 psi .
Kita pakai pompa # 1 untuk mematikan kick.
Volome string dari 5” DP (ID) 4.23” = 4.23”x4.23”/1029.4 x (2500’-300’)’= 38.3 bbls bbls x 42 = 1609 gallons/ 3.15 GPS= 511 stroke, Volume string DC =2.8”x2.8”1029.4x300’ =2.3 bblsx42=97 gal / 3.15 GPS = 31 Stk;  STB (surface To Bit)= 511 stk + 31 stk = 542 Stk

Volume annulus 1  (TD-2200’)  = (2500’-2200’)x (8.5x8.5 - 5x5)/1029.4 = 8.7 bbls  bbls x 42 gal = 365 gallons/3.15 GPS = 116 stroke.
Volume annulus (2200’- Csg shoe)= (2200’-1000)x (8.5x8.5- 5x5)/1029.4 = 55.1 bbls x 42 = 2313 gals/3.15 GPS =734 stroke .
Volume annulus 3 ( csg shoe- surface) = 1000’ x (8.921x8.921-5x5)/1029.4 = 53 bbls x 42 = 2227 gals/ 3.15 gps = 707 stroke
BTS (Bit To Surface) = 116 stroke + 734 stroke  + 707 stroke = 1557 stroke.
STS = BTS+STB= 542 strok + 1557 strok = 2099 strok.

ICP (Initial Circulating Pressure)= KRP + SIDPP.
Pada contoh diatas, ICP= 70 psi + 85= 155  psi.
FCP (Final Circulating Pressure)= KRP x KMW/OMW, pada contoh diatas FCP=70 x 10.2/9.5  = 75 psi

Langkah-langkah mematikan kick;
1.                  Hidupkan mud pump # 1 dengan slow pump rate dari 0 s/d 50 spm sambil menjaga tekanan casing tetap 70 psi dengan membuka sedikit demi sedikit hidrolic Super Choke kita . Setelah 50 spm, stroke counter di NOL kan.
2.                  Pada circulasi 1, kita hanya membuang influx dengan memompakan OMW =9.5 ppg dengan menjaga tekanan stand pipe tetap sebesar ICP yaitu 155 psi sampai semua influx keluar yaitu minimal STB + BTS = 542 stk + 1557 stk = 2099 strok.
3.                  Setelah itu pada  cirkulasi ke 2 kita pompakan KMW=10.2 ppg sebanyak 542 stroke (STB)  dengan menurunkan tekanan stand pipe dari 155 psi (ICP) ke 75 psi (FCP).
4.                  Kita pompakan terus  KMW sampai total strok = 2099 strok (STS) dengan menjaga tekanan stand pipe tetap 75 psi (FCP).   Sebaiknya kita  menjaga tekanan stand pipe 50 psi diatas final presure.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar