SIFAT- SIFAT FISIK LUMPUR DAN CARA PEMERIKSAAN
A. SIFAT- SIFAT FISIK LUMPUR
BOR
1. Berat Jenis atau Density
Lumpur (SG atau ppg)
2. Viskositas atau Marsh Funnel
(detik/quart) à 1 quart = 946 cc
3. Sifat Rheology, Plastic
Viscosity, Yield Point, App. Viscosity dan Gel Strength
a. PV (cp) = q 600 - q 300
b. YP (lbs/100ft2) = q 300 – PV
c.
AV (cp) =
q 600 : 2
d. GS (lbs/100ft2) :
o
GS 10 detik : Aduk lumpur dengan
Fan VG meter pada q 600 selama 10 detik lalu
matikan Fan VG meter, kemudian diamkan selama 10 detik. Setelah 10 detik
gerakan rotor pada q 3 dan baca simpangan
maksimum.
o
GS 10 menit : ulangi seperti diatas tp lama pendiaman lumpur selama 10
menit.
4. Water Loss LPLT atau HTHP
dan Mud Cake
Indikasi jumlah cairan yang
masuk tergantung pada temperatur, tekanan dan padatan.
Tebal ampas (mud cake)
berhubungan dengan prosentasi padatan, sifat kimia dan kestabilan Lumpur.
Tebal ampas (mud cake) dapat
menyebabkan gesekan, torsi atau terjepitnya rangkaian dan dapat juga
menaikkan kestabilan dinding lobang.
5. Kadar Pasir (Sand Content)
Kandungan pasir dapat
diperkirakan jumlahnya dengan alat sand content test. Alat ini terdiri dari
saringan 200 mesh, garis tengah 2,5 inchi (62,5 mm), corong yang bisa
dipasangkan pada saringan tersebut, dan gelas ukur measuring. Gelas measuring
tersebut diberi tanda beberapa Lumpur yang harus diukur sehingga hasilnya dapat
dibaca langsung berapa % pasir yang terkandung didalam lumpur.
Prosedur percobaan :
o
Masukan lumpur kedalam tabung gelas measuring sehingga sampai dengan
tanda yang ada.
o
Tambahkan air sampai dengan tanda yang ada, tutup tabung gelas
measuring dengan tangan dan kocok hingga rata.
o
Tuangkan campuran lumpur dengan air yang sudah dikocok rata, diatas
saringan sehingga pasiran tertinggal pada saringan dan airnya terbuang.
o
Bilaslah tabung gelas dengan air dan tuangkan kembali keatas saringan,
sehingga pasiran yang tertinggal bersih dari sisa-sisa lumpur.
o
Baliklah saringan dan pasangkan dengan corong yang dihubungkan dengan
tabung measuring.
o
Tuangkan air keatas saringan yang sudah dibalik tersebut, sehingga
pasir akan turun ke bawah dan terlampung di dalam gelas measuring.
o
Diamkan beberapa saat hingga pasir mengendap semua ke dasar gelas
measuring.
o
Baca berapa % kandungan pasir yang ditunjukkan pada gelas measuring.
6. Kadar air, minyak dan solid (Retort)
Pengukuran kadar minyak, air
dan solid digunakan destilasi. Destilasi ini dipakai untuk mengetahui berapa
jumlah cairan didalam lumpur sejumlah tertentu (10 ml atau 20 ml) lumpur
ditempatkan didalam suatu tempat dan dipanaskan sampai bagian-bagian cairan
menguap, uap ini diletakkan suatu alat pendingan (condesor), sehingga mengembun
kembali dan ditampung dengan gelas pengukur ukuran 100%. Sedangkan padatannya
baik yang terlarut maupun tersuspensi akan tertinggal, sehingga jumlahnya
adalah perbedaan dari jumlah yang dipanaskan dengan cairan yang diembunkan.
Prosedur percobaan :
o
Masukkan lumpur kedalam mud cup sampai penuh, ditekan dengan penakar
sehingga tepat 20 cc (100%) volume mud cup, dan tumpahan-tumpahan lumpur
dibersihkan.
o
Teteskan atau tambahkan 2 tetes liquid steel woll, untuk mencegah
pendidihan yang terlalu tinggi.
o
Pasang atau sekrupkan heating elemen pada mud cup.
o
Pasang kabel listrik pada bagian atas heater, lalu masukan pada lubang
di kondensornya.
o
Letakkan gelas ukur ukuran 100% dibawah saluran kondesor, lalu panaskan
sampai fraksi cairan dari lumpur, terdestilasi dan masuk kedalam gelas ukur
tersebut.
o
Biasanya waktu destilasi adalah 15 – 25 menit, kadar air dan minyak
dapat langsung terbaca digelas ukurnya.
o
Agar batas air dan minyak di dalam gelas ukur tersebut lebih jelas
terlihat maka dapat diteteskan (ditambahkan) 2 tetes larutan Aerosol.
o
Kadar solid yaitu kerak yang tertinggal melekat pada heating elemen
diketahui dengan menghitung sisa prosentase dari jumlah cairan (air dan minyak)
yang ada pada gekas ukur.
o
Volume lumpur di dalam mud cup adalah 100%.
o
Sudah selesai percobaan alat tersebut heating elemen mud cup di buka
lalu dibersihakan.
o
Laporkan hasilnya (berapa air, minyak dan solid/padatan dalam satuan %)
B. SIFAT- SIFAT KIMIA LUMPUR
BOR
1. pH Lumpur atau Filtrate
pH adalah suatu ukuran yang
menyatakan derajat kebasahan dari suatu cairan. PH dari lumpur perlu diketahui
karena semua tahu bahwa kita tidak menghendaki lumpur yang bersifat asam
(korosif).
2. Alkalinity Pm, Pf dan Mf
Alkalinity dapat
didefinisikan sebagai daya kekuatan suatu larutan basa yang diukur dengan
jumlah maksimum dari ekivalensi asam yang dapat bereaksi dengan basa tersebut,
untuk membentuk suatu garam.
Didalam water base mud,
jenis dan jumlah dari alkalinity harus selalu dikontrol, agar dapat
berlangsungnya suatu pola aliran yang baik, daya agar yang cukup, pengontrol
korosi, daya clay yang optimum, pengontrol laju tapisan dan sifat inhibitive
dari lumpur.
a. Alkalinity Pm
Alkalinity Pm didefinisikan
sebagai jumlah ml 0.02 N H2SO4 yang dibutuhkan untuk
mencapai titk akhir indicator phenolpthaline (pH 8.3) dari lumpur.
Prosedur percobaan :
o
Ambil 1 ml Lumpur dengan syringe pada cawan titrasi.
o
Tambahkan 2 tetes phenolpthaline, warna menjadi merah jambu.
o
Titrasi dengan larutan asam sulfate (H2SO4) 0.02
N sampai kembali warna semula.
o
Catat berapa ml asam sufate (H2SO4) 0.02 N
sebagai Pm dalam ml.
b. Alkalinity Pf
Alkalinity Pf adalah
indikasi langsung dari jumlah hydroxyl ion OH yang ada didalam filtrate, lumpur
untuk menjaga harga Pf yang diinginkan biasanya dengan menambahkan caustic soda
atau lime.
Alkalinity Pf didefinisikan sebagai jumlah ml 0.02 N
H2SO4 yang dibutuhkan untuk mencapai titk akhir indicator
phenolpthaline (pH 8.3) dari 1 ml filtrate.
Prosedur percobaan :
o
Ambil 1 ml filtrate, gunakan syringe dan masukan kedalam cawan titrasi.
o
Encerkan dengan air suling 25 ml bila perlu.
o
Tambahkan 4 – 5 tetes indicator phenolpthaline, kemudian warna berubah
menjadi merah jambu (bila pH 8.33).
o
Titrasi dengan larutan asam sulfate (H2SO4) 0.02
N, mengguanakan pipet, sampai warna merah jambu berubah kembali ke warna
semula.
o
Catat asam sulfate (H2SO4)
yang dipakai dalam ml sebagai alkalinity Pf.
c.
Alkalinity Mf
Alkalinity Mf adalah jumlah
ml asam sufate (H2SO4) yang dibutuhkan untuk mencapai
titik akhir titrasi indicator methyl orange brom gresol green (pH 4.3)
Mf adalah alkalinity yang
ditimbulkan oleh total anion yang ada, termasuk hydroxyl (OH-)
carbonate (CO32-) dan bicarbonate (HCO32-).
Harga Mf yang jauh lebih
besar daripada Pf (Mf / Pf = 5), menunjukkan bahwa ion bicarbonate mendominasi
alkalinity filtrate dan tidak tersediannya ion OH- sehingga
lignosulfonate tidak bekerja maka dari itu lumpur harus ditambahkan lime (CaOH2)
untuk mengikat ion carbonate. Problem kontaminasi carbonate dapat terjadi jika
ada kick, gas CO2 atau pemakaian soda ash (Na2CO3)
yang berlebihan.
Prosedur percobaan :
o
Ambil I ml filtrate dengan syringe, masukkan kedalam cawan titrasi
(hasil pengukuran Pf).
o
Tambahkan bila perlu dengan 10 ml air suling (aquades).
o
Tambahkan 2 tetes indicator methyl orange brom gresol green, akan
terjadi warna biru.
o
Titrasi dengan asam sulfate (H2SO4) 0.02 N,
sampai warna hijau pupus.
o
Catat berapa ml H2SO4 yang dipakai dan laporkan
Mf sebagai total H2SO4 yang dipakai (termasuk harga Pf).
3. Alkalinitas kadar garam (ion
chlorida)
Prosedur percobaan :
o
Ambil 1 ml sampai 10 ml filtrate, tuangkan kedalam cawan titrasi,
tambahkan sampai 50 ml air suling (aquades) jika perlu.
o
Tambahkan 3 tetes indicator phenolpthaline kalau lumpur banyak mengandung
phospate tambahkan 10 – 15 tetes larutan calcium acetate.
o
Tambahkan 4 tetes indicator potassium chromate untuk memberikan warna
kuning pada contoh.
o
Titrasi dengan perak nitrat (AgNO3) 0.0282 N atau 0.282 N
tetes demi tetes sambil dikocok, sampai penetrasian ditandai dengan berubahnya
warna dari kuning ke orange atau merah bata.
o
Laporkan harga Cl- hasil perhitungan :
Hitung chlorida (Cl-)
sebagai berikut :
Kadar Cl- adalah
mg/l = ml Perak Nitrate (AgNO3) x 10000
ml
contoh
Apabila larutan standar = 1
ml Cl- atau 47.910 gram AgNO3 per liter (0.282 N), maka
Cl- dalam mg/l atau ppm.
Kadar Cl- adalah
mg/l = ml Perak Nitrate (AgNO3) x 1000
ml
contoh
Apabila larutan standar = 1
ml Cl- atau 4,7910 gram AgNO3 per liter (0.0282 N), maka
Cl- dalam mg/l atau ppm.
4. Alkalinitas kesadahan (total
hardness)
Air soda (hard water)
diartikan air yang mengandung larutan garam calcium dan magnesium. Total
hardness (kesadahan) cara ini dipakai untuk mencari derajat kesadahan dari air
tapisan (filtrate Ca2+ dan Mg2+ bersama-sama).
Prosedur percobaan :
o
Ambil 1 ml air tapisan dari lumpur untuk diukur kadar Ca2+
menggunakan syringe, masukan kedalam cawan titrasi.
o
Tambahkan larutan strong buffer 4 tetes.
o
Tambahkan larutan manver indicator 2 tetes, warna berubah akan tampak,
jika mengandung calcium atau magnesium.
o
Titrasi larutan standard versenate (hardness) sehingga warna berubah
dari merah anggur ke warna biru.
o
Laporkan harga total hardness (kesadahan) hasil perhitungan.
ml larutan hardness x 1000 = Hardness dalam ppm
sebagai CaCO3
ml contoh
dalam ppm sebagai CaCO3
ppm dari calcium = 0.4 ppm CaCO3.
Atau
ml larutan filtrate x 400 = Ca2+ ppm
ml contoh
Adanya konsentasi lignite
dalam lumpur akan mempengaruhi harga calcium.
5. Cation Exchange Capacity
(CEC) dan MBT
Tujuannya adalah mengukur
padatan yang aktif didalam system lumpur bor.
Prosedur percobaan :
o
Ambil 1 ml contoh Lumpur kedalam gelas erlemeyer.
o
Tambahkan 10 ml air suling kedalam erlemeyer.
o
Tambahkan 1 ml hydrogen peroxida dan 0.5 ml asam sulfate 5 N.
o
Panaskan (didihkan) pelan-pelan selama 10 – 15 menit, dengan
temperature 3000F.
o
Sudah mendidih, hot plate matikan dan sample (contoh) yang akan ditest
tunggu sampai dingin.
o
Tambahkan air suling (aquades) sampai 50 ml di gelas erlemeyer.
o
Tambahkan (titrasi) larutan methyl blue 0.5 ml, dengan pipet, tiap
penambahan 0.5 ml methyl blue dilakukan pengetesan pada kertas saring (filter
paper) hingga tecapai perubahan warna yang lebih muda yang membentuk cincin di
kertas tetesan, mengelilingi padatan.
o
Jika perubahan warna tercapai maka aduk selama 2 menit dan ulangi
tetesan di kertas saring (filter paper).
o
Titik akhir perubahan warna telah tercapai maka harga CEC / MBT dapat
diketahui dari banyaknya methyl blue yang dipakai.
o
Laporkan pengukuran cation dari lumpur sebagai methyl blue capacity,
hitung sebagai berikut:
Methyl Blue Capacity = cc Methyl Blue
cc Sample (lumpur)
Bentonite
lb per bbl lumpur = 5 x Methyl Blue Capacity
Bentonite
kg per m3 lumpur = lb/bbl x 2,85
sangat bermanfaat blognya mas
BalasHapusSaya boleh minta E-mail nya??
kalau ada tugas bisa bertanya
e-mail saya ini